Selasa, 21 Mei 2013 0 komentar

Kambing Tanpa Rumput


Masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani dan peternak, namun kebanyakan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bisnis peternakan dan pertanian yamg mereka geluti.. Menjalankan tradisi yang sudah ada dengan ilmu pengetahuan seperlunya, itulah yangMereka terapkan tanpa disertai dengan inovasi-inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil agar lebih maksimal. Ini adalah peluang bagi kita untuk menggeluti bisnis peternakan ini, terutama PENGGEMUKAN KAMBING GIBAS secara lebih Proffesional karena mempunyai potensi yang cukup besar asalkan dikelola dengan serius disertai dengan PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN yang cukup untuk beberapa hal yang berkaitan dengan Bisnis PENGGEMUKAN KAMBING GIBAS ini. Tehnik penggemukan, memang harus melalui beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh PETERNAK agar dapat mengaplikasikan secara cermat untuk hasil maksimal LANGKAH-LANGKAH YANG DIBUTUHKAN :
PEMBUATAN KANDANG.
Model Kandang yang dikembangkan  memang agak berbeda dengan kandang pada umumnya, terutama pada cara memberi makan dan penampungan
kotoran. Design Kandang dibuat sedemikian rupa agar pada saat makan posisi tubuh Kambing benar-benar dalam posisi yang baik, karena akan berpengaruh pada proses metabolism. Penampungan kotoran juga di design khusus agar kotoran yang dihasilkan bisa dengan mudah dibersihkan untuk dikumpulkan agar bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organic yang tentu sangat bermanfaat untuk mengganti pupuk-pupuk kimia yang secara jangka panjang akan sangat merugikan para Petani maupun merugikan Lingkungan, karena pemakaian pupuk kimia akan merusak struktur tanah yang akan berpengaruh pada kesuburan tanah itu sendiri dan membahayakan Lingkungan secara umum. Dengan menggunakan pupuk organic yang baik disertai pengetahuan yang cukup untuk mengaplikasikan, tentu akan sangat berdampak pada ekosistem, mikroba maupun lingkungan hidup secara umum. Oleh karena itu dengan adanya pola PENGGEMUKAN KAMBING methode terbaru ini akan berdampak positif di bidang Pertanian. Untuk ukuran kandang yang paling ideal adalah 3meter x 1,5 meter untuk 10 ekor kambing, karena jenis Kambing Gibas adalah Jenis Kambing kelompok, maka ukuran yang terlalu lebar hanya akan memboroskan ruangan, karena jenis Kambing ini akan lebih suka bergerombol
PEMILIHAN BIBIT. Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh Peternak. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar mendapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun Kriteria yang harus diperhatikan adalah sbb:
  1. Mata (pilih mata yang bening, bukan yang kemerahan)
  2. Mulut (pilih yang bersih dan tidak berlendir)
  3. Tulang belakang (bentuk yang lurus, tidak melengkung ke bawah)
  4. Wilayah dada (bentuknya agak menonjol)
  5. Ekor (bentuk yang melebar, bukan yang berbentuk seperti cambuk)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk yang ekornya berbentuk cambuk, hasilnya tidak bisa maksimal, kecepatan pembentukan daging terlalu lamban. Sedangkan untuk yang ekor lebar telah dirasakan oleh beberapa peternak, bahwa hasilnya lebih maksimal dan target penggemukan selama 3 bulan bisa terwujud. Perlu diperhatikan bahwa untuk pemilihan Bibit, usia kambing harus sudah mencapai 4 bulan , dengan pertimbangan bahwa mulai usia 4 bulan, tubuh kambing telah berkonsentrasi pada pembentukan daging, sehingga akan lebih mudah digemukkan. Jika usia kambing masih di bawah 4 tahun, tubuh kambing masih dala proses pembentukan tulang, sehingga untuk digemukkan akan memakan waktu yang lebih lama, dan tentu akan mempengaruhi perputaran modal yang telah kita keluarkan. Terlalu lama memelihara akan berakibat pada Perputaran modal yang kurang cepat, Cost Operasional akan semakin tinggi, dan tentu mempengaruhi profit yang akan kita terima.
PEMBUATAN PAKAN.
  
Ada beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Jika di lingkungan banyak terdapat jerami, maka sebagai bahan dasar makanan, bisa menggunakan jerami. Adapun beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan makanan kambing tersebut, antara lain : Jerami, dari tanaman pertanian (padi, jagung, tebu, kedelai dll) Kulit umbi-umbian (Kulit singkong, ubi jalar dll) Kulit kacang-kacangan (kulit kacang tanah, kulit kopi dll). Sayur-sayuran (untuk menekan biaya, bisa menggunakan sisa-sisa sayur dari pasar) Daun-daunan, baik yang masih basah maupun yang telah kering Terlebih dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing. Waktu yang dibutuhkan berbeda beda antara bahan dasar yang satu dengan yang lain. Untuk jenis-jenis bahan kering, proses fermentasi membutuhkan waktu 24 jam, sedangkan untuk jenis-jenis basah (daun basah/hijau) hanya membutuhkan waktu 3 jam dan telah siap diberikan pada Kambing.
PEMELIHARAAN KESEHATAN Untuk memelihara Kesehatan Ternak Kambing dengan metode ini cenderung lebih mudah, karena consentrat yang dimakan setiap hari, telah memenuhi standart kecukupan GIZI atau gampangnya istilah “Empat sehat lima sempurna, tentu Kambing lebih tahan terhadap serangan penyakit, namun jika ternyata tetap ada yang terserang penyakit, maka kita memang harus segera mengambil langkah-langkah penyembuhan.  hal itu akan dibahas secara detil agar resiko kematian bisa ditekan dengan prosentase minimal. Bahkan dalam praktek aplikasi di lapangan justru sering terjadi tingkat kematian sampai 0%. Hal itu sangat mungkin terwujud selama Peternak tidak merubah teori-teori yang telah di dapat dari Pelatihan dengan hal-hal yang sifatnya masih coba-coba. Jika pemeliharaan baik dan pengolahan konsentrat makanan sempurna maka, bau kambing yang biasanya menyengat akan hilang dan cenderung tidak berbau. Demikian juga dengan bau kandang, dengan sendirinya akan terbebas dari bau kotoran yang sangat mengganggu lingkungan. Melihat kenyataan seperti itu, maka untuk PENGGEMUKAN KAMBING dengan cara ini bisa juga diterapkan di Wilayah Pinggiran Kota.
MASA PANEN Panen bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali setelah berat badan kambing mencapai sandart berat badan yang kita inginkan agar target Harga Jual yang telah kita tentukan akan dapat tercapai. Untuk idealnya Target Harga yang harus terealisir adalah Harga akan mencapai minimal Rp. 1.000.000,- per ekor setelah kita pelihara selama 3 bulan. Untuk usia 4 bulan, harga pasar saat ini tidak lebih dari Rp. 660.000,- per ekor Dengan demikian proyeksi hasil yang akan Kita terima 3 bulan yang akan datang adalah sebagai berikut : Harga jual Rp. 1.000.000,- Modal Kambing Rp. 660.000,- Biaya pakan Rp. 700,- /hari/ekor = Rp. 63.000.-./3bln.  Jumlah keuntungan kotor Rp. 312.000,- Jumlah Keutungan tersebut belum dikurangi dengan biaya lain-lain yang pasti timbul. Tentu keuntungan tersebut akan sangat kita rasakan manfaatnya jika kita tidak hanya memelihara 1 ekor.
PROGRAM PETERNAK MILYARDER Untuk mengikuti kontes ini, Anda bisa memulai dengan Modal yang terkecil sekalipun, yaitu satu ekor Dengan TARGET telah jadi Milyader 3 tahun kemudian. Bagaimana mewujudkan itu? Jika Anda memulai dengan 1 ekor tentu tidak mungkin langsung Panen besar dalan 3 bulan. Anda harus melakukan sirkulasi Modal dengan seksama setiap tri wulan dengan cara HASIL penjualan Kambing yang telah di panen akan langsung digunakan untuk pembibitan lagi dengan rumus 1 ekor kambing besar dijual, hasil penjualan akan dibelikan 2 ekor kambing bibit (usia 4 bulan). Inilah yang akan terjadi selama 3 tahun ke depan :
PROYEKSI PERKEMBANGAN TERNAK ANDA :
Saya dan teman-teman mencoba melakukan patungan setiap orang dengan modal Rp. 5 juta per orang. sebanyak 6 orang dan kambing awal yang kami pelihara sejumlah 30 ekor kambing. perhitungan perkembangan jumlah kambing adalah sebagai berikut:
Info lebih jelas hubungi : Zaini  Hp. 081 357 3500 15
0 komentar

Pemilihan Bibit Kambing

Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh Peternak. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar mendapatkan sesuai yang diharapkan.
Adapun Kriteria yang harus diperhatikan adalah sbb:
  • Mata (pilih mata yang bening, bukan yang kemerahan)
  • Mulut (pilih yang bersih dan tidak berlendir)
  • Tulang belakang (bentuk yang lurus, tidak melengkung ke bawah)
  • Wilayah dada (bentuknya agak menonjol)
  • Ekor (bentuk yang melebar, bukan yang berbentuk seperti cambuk)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk yang ekornya berbentuk cambuk, hasilnya tidak bisa maksimal, kecepatan pembentukan daging terlalu lamban. Sedangkan untuk yang ekor lebar telah dirasakan oleh beberapa peternak, bahwa hasilnya lebih maksimal dan target penggemukan selama 3 bulan bisa terwujud. Perlu diperhatikan bahwa untuk pemilihan Bibit, usia kambing harus sudah mencapai 4 bulan , dengan pertimbangan bahwa mulai usia 4 bulan, tubuh kambing telah berkonsentrasi pada pembentukan daging, sehingga akan lebih mudah digemukkan. Jika usia kambing masih di bawah 4 tahun, tubuh kambing masih dala proses pembentukan tulang, sehingga untuk digemukkan akan memakan waktu yang lebih lama, dan tentu akan mempengaruhi perputaran modal yang telah kita keluarkan. Terlalu lama memelihara akan berakibat pada Perputaran modal yang kurang cepat, Cost Operasional akan semakin tinggi, dan tentu mempengaruhi profit yang akan kita terima.
1 komentar

Potensi Peternak Kambing Mikro

Sekitar 20 tahun yang lalu oleh ayah saya dibelikan 2 ekor kambing sampai beberapa waktu kemudian berkembang menjadi beberapa ekor sapi, hingga dapat digunakan untuk menyekolahkan kami 4 bersaudara. Untuk pencarian pakan saat itu masih sangat mudah. Saya dengan mudah mendapatkan rerumputan yang sangat disukai oleh ternak kami. Dan setiap hari sambil berangkat sekolah ternak ternak tsb dapat di-angon-kan (digembalakan) ke tanah lapang maupun sawah yang ditumbuhi rerumputan. Pengelolaan ternak pun tidak ada kendala.

Saat ini ketika memasuki musim kemarau, kebanyakan peternak mikro menjual ternaknya. karena kesulitan pakan. sehingga harga ternak menjadi turun dan peternak pun mengalami kerugian. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi jika peternak mau sedikit menerapkan teknologi pembuatan pakan. Yang mana saat ini telah dapat dibuat pakan fermentasi.

Pakan fermentasi terbuat dari serat seperti jerami, gedebog pisang maupun rerumputan yang di olah secara fermentasi. Hasilnya, pakan fermentasi mampu memberikan asupan nutrisi sangat baik daripada hijauan biasa. Dan yang menggembirakan adalah biaya produksinya jauh lebih kecil, lebih praktis dan tidak perlu ngarit setiap hari. sehingga pengelolaan ternak tsb dapat di intensifkan.

Jika 20 tahun yang lalu ayah saya memilih kambing sebagai sarana investasi, Kini pun cara tersebut masih relevan bahkan lebih menarik untuk dilakukan kembali. Ada beberapa faktor untuk dapat mengatakan mengatakan beternak kambing saat ini lebih menarik, yakni;

Satu, potensi imbal hasil. Potensi imbal hasil beternak kambing saat ini lebih menarik daripada 20 tahun yang lalu. Jika dulu yang dapat dijual hanya kambingnya saja. Saat ini, urine, indil-indil (kotoran kambing) dapat laku dijual untuk menutupi kebutuhan harian. Kambingnya sendiri, dengan pengelolaan secara intensif mampu memberikan pertumbuhan antara 10-20% per bulan.

Dua, Kemudahan. Kemudahan dalam hal ini adalah kemudahan untuk memulai dan kemudahan pengelolaan. Untuk memulai usaha ternak kambing sangat terjangkau. Dimulai satu ekor pun sudah jalan. Kemudahan pengelolaan, saat ini telah banyak penggunaan pakan fermentasi sebagai solusi sulitnya pakan hijauan.

Dan ketiga, Kemudahan likuiditas. Kambing sangat mudah di-uang-kan. Harganya relatif stabil, bahkan tidak tergerus inflasi. Dan pada masa-masa puncak seperti Hari Raya Qurban harganya menjadi sangat menarik.

Selain ketiga faktor diatas, kebutuhan nasional terhadap daging juga masih ditutup dengan import. padahal daging daging tsb sebenarnya dapat kita cukupi sendiri dari dalam negeri. yang jika ini terjadi maka selain menyehatkan neraca perdagangan negara, saudara saudara peternak kita juga mendapat pekerjaan dan pembeli pun mendapat harga yang lebih stabil daripada import.
0 komentar

Kambing Makan Gedebog, layaknya Kita makan semangka segar

Sebagian kita mungkin belum pernah melihat kambing yang diberi pakan  gedebog pisang. Pertama kali melihat saya juga agak heran. Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah gizi-nya juga ada? Apakah kambing tersebut dapat tercukupi kebutuhan nutrisinya? kok bisa mau kambing tsb makan gedebog? dsb,..

Begitulah pakan fermentasi, Pakan dengan kualitas yang rendah sekalipun seperti jerami kering, rerumputan kering, asalkan itu serat dan tidak beracun, dapat digunakan menjadi pakan yang berkualitas tinggi. Sehingga pakan-pakan yang pada musim kemarau sulit didapat menjadi mudah dibuat. Artinya kesetabilan dalam memperoleh pakan yang selama ini jadi kendala akan teratasi dengan memanfaatkan pembuatan pakan fermentasi.

Bagaimana dengan nutrisinya? itulah yang menggembirakan. Dengan pakan yang telah difermentasi pertumbuhan dagingnya menjadi sangat baik. Pada bakalan (umur 4 bln atau lepas sapih kambing gibas) pertumbuhan dagingnya mencapai 6 kg per bulan. Pertumbuhan yang signifikan bukan?

Lantas, sejauh mana pakan fermentasi tersebut bisa membantu peternak mikro? inilah peluang kita. Jika selama ini pemanfaatan pakan fermentasi hanya oleh peternak besar maka dengan “transfer pengetahuan” peternak mikro pun dapat membuat pakan fermentasi sendiri. mudah dan murah.

Lalu siapa yang akan melakukan “transfer pengetahuan” kepada peternak mikro?

Pada tahap awal kami membuka kerjasama untuk percontohan yang mana peternak mikro sebagai pengelola dan kami sebagi investor. Sambil berjalan dapat dilakukan transfer pengetahuan tersebut. setelah percontohan tersebut benar benar berjalan, maka dengan sendirinya peternak lain pun akan ikut meniru. Dan jika ini menyebar maka akan ada penyebaran secara massiv yang sangat positif tanpa perlu tambahan biaya apapun.

Sumber: http://fermentasipakanternak.wordpress.com/
0 komentar

Analisa Laba Rugi Ternak Kambing

kandang, pakan, tenaga kerja dan biaya kesehatan ternak. Secara perhitungan angka-angka bisnis ternak kambing dapat dirinci sebagai berikut:

pakan konsentrat

Modal (faktor produksi) / 10 ekor kambing:
Bibit (anak kambing) = Rp 2.000.000/ 10 ekor
Kandang dan peralatannya = Rp. 3.000.000 (kandang kambing sederhana)
Pakan hijauan = Rp 60.000/ bulan
Pakan konsentrat = Rp. 120.000/ bulan
Upah tenaga kerja = Rp. 600.000/ bulan

Total pengeluaran bulan pertama= Rp. 5.780.000
Total pengeluaran 8 bulan berikutnya = 8 x 780.000 = 6.240.000
Total pengeluaran selama 9 bulan = Rp. 12.020.000

Harga jual kambing saat ini = Rp. 1.300.000 (harga minimal kambing dewasa umur 9 bulan)

Pendapatan dari penjualan kambing = 10 x Rp. 1.300.000 = Rp.13.000.000

Keuntungan yang didapat di periode I= Rp. 980.000 (hanya dari penjualan kambing dewasa)

Dari perhitungan sederhana diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan memelihara 10 ekor kambing seorang peternak dapa memperoleh laba sebesar Rp 980.000/ 9 bulan. Perhitungan tersebut dengan asumsi kita tidak memperoleh anak kambing dari peternakan tersebut, asumsi ini memang jarang terjadi sebab biasanya 1 ekor kambing betina dewasa akan menghasilkan anak minimal 1 ekor per tahun. Pada periode berikutnya biasanya modal yang dikeluarkan akan semakin berkurang sebab biaya kandang tidak dikeluarkan lagi.

Hitung-hitung Analisa diatas hanyalah analisa secara kasar dan sederhana saja, jika kita analisis lebih mendalam maka akan ada sumber pendapatan lain seperti kotoran kambing dan anak kambing yang dihasilkan. Jadi jangan langsung putus asa dengan melihat angka-angka pada perhitungan laba rugi di atas sebab ada beberapa faktor produksi yang bisa dioptimalkan lagi, seperti biaya tenaga kerja, jika tenaga kerja tersebut adalah anda sendiri maka biaya itu bisa dihilangkan, hijaun makanan ternak juga bisa dihilangkan bial anda menanam atau menyabitnya sendiri.


Sumber: http://kesehatan-ternak.blogspot.com
0 komentar

Peluang Bisnis Berternak Kambing

Berbicara peluang bisnis pada usaha peternakan sepertinya tidak akan pernah ada habisnya, selama manusia masih membutuhkan protein hewani maka selama itu bisnis ternak tetap memiliki peluang. Memang ternak kambing bukanlah perioritas pemerintah dalam swasembada daging 2014 tapi patut disadari bahwa setiap hari minimal ada satu anak yang di akikah pada satu kecamatan. Setiap akikah akan membutuhkan minimal seekor kambing. Peluang-peluang bisnis ternak kambing dapat di bagi sebagai berikut:

Bisnis ternak kambing potong cukup menjanjikan seperti yang sudah dibahas di analisa rugi laba ternak kambing, kambing potong ini banyak jenisnya diantaranya: seperti kambing kacang, PE (peranakan etawa), boer, garut, kambing jawa, dan gibas. Peranakan etawa paling banyak dicari peternak saat ini karena pertumbuhan berat badannya cepat dan perawatannya mudah. Populasi terbanyak di Indonesia saat ini adalh kambing kacang.

Bisnis ternak kambing perah juga memiliki prospek yang cerah, permitaan susu kambing meningkat dari tahun ketahun hal ini disebabkan karena gencarnya tentang manfaat susu kambing. Jenis-jenis kambing perah ini antara lain; Etawa, Saanen, Toggenburg, Anglo Nubian, Nubian, French Alpine, British Alpine,kambing Damaskus, Beekal, Barbari. Di Indonesia baru kambing etawa yang banyak dipelihara sebagai kambing penghasil susu, hal ini karena kambing etawa dapat berkembang di daerah beriklim tropis.

Apa saja yang bisa dijual dari peternakan kambing? Selain daging dan susu ada juga produk sampingan dari peternakan kambing seperti kotoran kambing yang bisa dijual sebagai pupuk kandang. Bisnis lainnya bisa juga jual beli anak kambing, artinya anda memelihara beberapa ekor kambing betina dan membudidayakannya hingga berkembang biak, seekor kambing mengalami awal estrus (birahi ternak) pada umur 8 – 9 bulan, enam bulan kemudian anda sudah dapat memperoleh anak dari kambing betina tersebut.

Saat ini perkembangan inseminasi buatan (artificial insemination) sudah sangat baik, persentase kesuksesan dari setiap inseminasi hampir mencapai 73%. Hal ini tentu bisa membantu peternak dalam mengembang biakkan populasi kambing berkualitas unggul. Semen kambing yang tersedia saat ini diantaranya semen beku Etawa, peranak etawa, boer dan kacang. Harga setiap inseminasi kambing juga cukup murah hanya Rp 50.000/ inseminasi.

Kesimpulannya ada beberapa pola bisnis ternak kambing ini yakni:
Ternak kambing pedaging/ potong
Budidaya kambing untuk menjual susu
Budidaya kambing untuk menjual anak atau bibit.
0 komentar

Cara Ternak Kambing

Budidaya ternak kambing di halaman ini adalah cara beternak kambing secara garis besarnya saja, berlaku untuk kambing kacang, boer, etawa, garut, pedaging dan susu. Sebelumnya telah diterangkan juga analisa rugi laba ternak kambing beserta peluang bisnisnya. Budidaya adalah proses dalam usaha peternakan mulai dari perencanaan, manajemen pemeliharaan, panen dan pasca panen. Point penting budidaya ada pada proses pada manajemen pemeliharaan dan diikuti dengn penanganan pasca panen.

 
Pentingnya proses manajemen pemeliharaan karena 70 % kegiatan budidaya ada disini, dan penanganan pasca panen tentu akan menentukan keberlangsungan dan keberlanjutan sebuah usaha peternakan kambing. Kambing termasuk pada hewan ruminansia yang memamah biah, sebagai hewan ruminansia pakan utama kambing tentu saja hijauan makanan ternak seperti rumput, limbah pertanian dan dedaunan pohon.

Memelihara kambing jauh lebih mudah dibandingkan dengan memelihara sapi yang juga merupakan hewan ruminansia. Kelebihan ternak kambing dibandingkan dengan ternak sapi ada pada ketersediaan pakan. Pakan kambing lebih mudah dan bervariasi dibandingkan dengan pakan (hijauan) untuk sapi. Kambing cenderung memakan semua jenis rumput, limbah pertanian, dan daun-daun pepohonan. Namun demikian perlu diberi keseimbangan ransum demi tercapainya hasil ternak kambing yang optimal, agar proses bididaya dapat sukses.

Urutan dalam budidaya ternak kambing:
    perencanaan
    penyediaan kandang
    penyediaan bibit
    penyediaan pakan
    manajemen pemeliharaan ternak kambing
    pengawasan kesehatan dan pengendalian penyakit kambing
    pengawasan pertumbuhan
    penanganan hasil panen hingga pemasaran
    penanganan pasca panen

Penyediaan pakan pada ternak kambing sama saja dengan ruminansia lain, yakni dengan rumus pakan hijauan sebanyak 10% dari berat badan, konsentrar 1% dari berat badan dan leguminase (daun kacang-kacangan) sebanyak 1% dari berat badan perhari. Karena penyakit pada kambing yang paling berbahaya adalah bloat (kembung) maka pemberian kacang-kacangan harus memenuhi syarat berikut:

    Pemberian daun kacang-kacangan (legume) maksimal 1% dari berat badan perhari
    Daun tersebut harus dalam keadaan layu (tidak boleh segar)

Berikut salah satu konsentrat untuk pakan kambing:
Dedak + Bungkil kelapa + Tepung ikan/ tulang, adapun formulanya adalah 70% dedak 20% bungkil dan 10 % mineral (tepung tulang). Atau anda bisa membeli langsung konsentrat jadi untuk ternak kambing di toko-toko pakan ternak 

Sumber: http://kesehatan-ternak.blogspot.com
1 komentar

Jerami Fermentasi

Musim kemarau mungkin dapat menjadikan kendala tersendiri bagi para peternak hewan jenis ruminansia seperti kambing, sapi dan kelinci. Pada musim tersebut peternak tradisional di desa-desa yang biasa mengandalkan rumput segar sebagai makanan ternak sehari-hari akan semakin sulit mencari sumber makanan bagi ternak-ternaknya. Mereka harus berkorban waktu dan tenaga untuk mencari pakan dari tempat yang lebih jauh dari biasanya karena rumput semakin langka.

Nah, jika hal itu terjadi pada para wirausahawan peternakan yang tentunya memiliki jumlah ternak tidak sedikit, baik pengusaha pembibitan maupun penggemukan ternak tentu akan sangat merepotkan. Oleh karena itu makanan alternatif yang sehat dan bergizi menjadi sangat penting. dan dibutuhkan Nah pakan alternatif untuk Ruminantia (kambing, sapi) dan Leporidae (kelinci) bisa diperoleh dari selain rumput segar yaitu dari fermentasi tanaman-tanaman sebangsa rumput yang diolah terlebih dahulu seperti jerami kering, bonggol jagung, kulit kacang, alang-alang, pucuk tebu dan sebagainya.

Jerami adalah batang padi yang sudah kering (sudah dituai)/. Jerami ini adalah batang padi limbah yang ditinggal di sawah dan kadang hanya dibakar saja. Jerami ini adalah salah satu sumber makanan bagi ternak saat musim kemarau. Di pedesaan umumnya hanya diberikan untuk jenis ternak sapi saja, karena kambing dan kelinci tidak suka makanan jerami karena batangnya lebih keras dan sulit dicerna. Namun, jika diolah dengan cara fermentasi jerami ini dapat diberikan untuk hewan-hewan seperti kambing baik domba, kambing jawa, PE, Etawa dan jenis lainnya. Selain itu bisa juga diberikan untuk kelinci atau marmut.

Nah, saat ini ada cara baru yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak yaitu fermentasi dengan menambahkan bahan mengandung mikroba pendukung (contohnya: starbio, starbioplus, EM-4 dan lain-lain).

Untuk membuat pakan fermentasi harus disiapkan terlebih dahulu bahan dan tempat pemrosesan sebagai berikut.

Bahan :

    Jerami
    Urea (digunakan sebagai katalisator yaitu pensuplai NH3 yang merupakan sumber energi bagi mikrobia dalam poses fermentasi)
    Bahan-bahan pengolah fermentasi (Starbio, Starbioplus, EM-4 atau bahan sejenis lainnya)
    Air

Perbandingannya bahan adalah sebagai berikut
Untuk 1 ton Jerami, dibutuhkan Urea 6kg dan Strabio atau bahan sejenisnya sebanyak 6 kg dan air secukupnya.

Tempat :
Sediakan tempat yang teduh yaitu ada naungan atap agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.

Proses pembuatan :

    Jerami kering panen dilayukan selama ± 1 hari untuk mendapatkan kadar air mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami kita remas, apabila air tidak  menetes tetapi tangan kita basah berarti kadar air mendekati 60%.
    Jerami yang sudah dilayukan tersebut dipindahkan ke tempat pembuatan  dengan cara ditumpuk setebal 20-30 cm (boleh diinjak-injak) kemudian  ditaburkan urea, bahan pemacu mikroorganisme (starbio atau bahan sejenis) dan air secukupnya kemudian ditumpuk lagi jerami seperti cara di atas sehingga mencapai ketinggian ± 1,5 m.
    Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu dibolak-balik). Setelah itu tumpukan jerami dibongkar lalu diangin-anginkan supaya kering.

Jerami siap diberikan pada ternak atau bisa disimpan untuk stok di tempat yang teduh dan tidak terkena hujan ataupun sinar matahari langsung. Bahan makanan fermentasi ini bisa tahan disimpan selama ± 1 tahun.

    Agar ternak lebih suka terhadap jenis makanan fermentasi ini, sebaiknya jerami dicacah/ digiling terlebih dahulu sebelum dilakukan proses fermentasi. Hal ini sangat bermanfaat, karena ternak lebih berselera dan lebih mudah dicerna.

    Sebagai variasi tambahan gizi bagi ternak, dalam proses fermentasi jangan hanya jerami saja namun di situ bisa dicampur dengan bonggol jagung dan kulit kacang.

    Pengalaman yang saya peroleh ketika sharing dengan salah satu peternak di daerah Jawa Timur pada tahun 2010 lalu, pakan fermentasi dengan EM-4 lebih disukai ternak dibandingkan dengan strabio.

Nah, dengan tips di atas maka ternak anda akan suka dengan makanan fermentasi yang anda buat.
 
;